Maaf jika aku tak seasik dulu
Maaf....
Beribu maaf yang kuhaturkan
Menepis kekecewaanmu kepadaku
Yang kau anggap tidak sama seperti dulu
Aku yang dulu bisa diajak kekinian
Aku yang bisa diajak tertawa kegirangan
Dan aku yang mungkin serba kekurangan
Maaf...
Jika aku tak seasik dulu
Apresiasi yang kau berikan untukku
Seolah mengajakku
Tetapi nyatanya.....
Sesuatu hal yang telah kau berikan
Adalah kata yang bernada kecewa
Kau seolah bercerita
Memberikan pertanda
Pertanda yang sempat membuatku
Menjadi gelap dan kelabu
Seolah kau anggap aku tabu
Tak peduli akan perkembangan duniaku
Walau duri yang bertebaran
Penghalang yang bersambutan
Pada nyatanya....
Aral itu telah sampai dibenakku
Meski sebenarnya langkah belum sampai pada tujuan
Masih banyak sebuah angan yang bertebaran
Yang belum mempunyai posisi yang begitu tegak
Karena taliku masih panjang
Masih banyak janji yang belum terstupadukan
Yang berdiri pada kebenaran
Hingga keputusan akhirku
Berpegang pada tiang yang meneguhkan
Bukan daun yang bertebaran
Apalagi sekedar janji yang terucapkan
Insya allah persahabatan kita
Akan tetap menyatu padu pada ketaatan
Hingga saat nanti
Kita akan kembali
Kembali kepada kesuksesan
Kembali pada kesatuan
Yang allah akan janjikan
Kebahagiaan pada perbedaan
Yang berawal dari ketidaksesuaian
Yang kelak menjadi perstuan
Yaitu menuju ketaatan
Dijalan kebenaran.....
Sekedar info mengenai penulis
Hamidi Azis Nasution sang Pelakon kehidupan. Berdarah Batak, besar dinegeri melayu riau. Mungkin sampai sekarang saya adalah tokoh yang masih penuh dengan mimpi di Indonesia. tidak banyak orang yang mengerti mengenai perjalanan hidup saya, jatuh bangunnya perjuangan yang dirasakan merupakan rujukan hidup yang sesungguhnya.
Seorang ibu pengendali dibelakang saya seorang ibu yang mampu mengkokohkan tungkai perjalan hidup ini. apa lah anti perjuangan tanpa pengharapan.
Beribu maaf yang kuhaturkan
Menepis kekecewaanmu kepadaku
Yang kau anggap tidak sama seperti dulu
Aku yang dulu bisa diajak kekinian
Aku yang bisa diajak tertawa kegirangan
Dan aku yang mungkin serba kekurangan
Maaf...
Jika aku tak seasik dulu
Apresiasi yang kau berikan untukku
Seolah mengajakku
Tetapi nyatanya.....
Sesuatu hal yang telah kau berikan
Adalah kata yang bernada kecewa
Kau seolah bercerita
Memberikan pertanda
Pertanda yang sempat membuatku
Menjadi gelap dan kelabu
Seolah kau anggap aku tabu
Tak peduli akan perkembangan duniaku
Walau duri yang bertebaran
Penghalang yang bersambutan
Pada nyatanya....
Aral itu telah sampai dibenakku
Meski sebenarnya langkah belum sampai pada tujuan
Masih banyak sebuah angan yang bertebaran
Yang belum mempunyai posisi yang begitu tegak
Karena taliku masih panjang
Masih banyak janji yang belum terstupadukan
Yang berdiri pada kebenaran
Hingga keputusan akhirku
Berpegang pada tiang yang meneguhkan
Bukan daun yang bertebaran
Apalagi sekedar janji yang terucapkan
Insya allah persahabatan kita
Akan tetap menyatu padu pada ketaatan
Hingga saat nanti
Kita akan kembali
Kembali kepada kesuksesan
Kembali pada kesatuan
Yang allah akan janjikan
Kebahagiaan pada perbedaan
Yang berawal dari ketidaksesuaian
Yang kelak menjadi perstuan
Yaitu menuju ketaatan
Dijalan kebenaran.....
Sekedar info mengenai penulis
Hamidi Azis Nasution sang Pelakon kehidupan. Berdarah Batak, besar dinegeri melayu riau. Mungkin sampai sekarang saya adalah tokoh yang masih penuh dengan mimpi di Indonesia. tidak banyak orang yang mengerti mengenai perjalanan hidup saya, jatuh bangunnya perjuangan yang dirasakan merupakan rujukan hidup yang sesungguhnya.
Seorang ibu pengendali dibelakang saya seorang ibu yang mampu mengkokohkan tungkai perjalan hidup ini. apa lah anti perjuangan tanpa pengharapan.
Izin share
ReplyDelete